- Kutitipkan Sepotong Cinta Di Hatimu
- Akankah Genos Menjadi Layanan Jasa Tepi Jalan
- Diduga Tidak Berfungsinya Autothrottle Penyebab jatunya Sriwijaya SJ 182
- Sidang Tertutup Penentuan Kehalalan Vaksin Sinovac Dimulai Hari Ini Oleh MUI
- Prof Muzakir: Dalam Hal Apa HRS Menyebabkan Kedaruratan Kesehatan
- Waketum MUI: Untuk Apa PTPN Ambil Tanah HRS Kalau Tak Digunakan?
- Cara Abadikan Cahaya Malam Hari, Begini Caranya
- Pembangkit listrik luar angkasa, bagaimana cara kerjanya?
- Janji Malaysia Atas Unggahan Video Lagu Indonesia Raya Yang Menghina NKRI
- Ilmuan NASA Sukses Melakukan Demonstrasi Teleportasi Kuantuan Jarak Jauh
TRANS-TURKI: Sang Pengembara 2
Ibnu Saud, Sang Penguasa Arabia

Keterangan Gambar : Taif, kota penghasil sayur mayur dan buah buahan di Arab Saudi
Kesibukan
mempersiapkan apa-apa yang mesti dibawa merupakan pekerjaan yang cukup lumayan
mengasyikan. Pengurusan visa-visa, yang
Alhamdulillah karena partner perjalanan Zainul R. tinggal di
Baca Lainnya :
- Wow Mantul, Pemerintah Memperpanjang dan Memperluas Penerima Insentif Listrik0
- Asmara Inyiak Balang (Episode 14-4): Matoari Tabik Sanjo0
- Asmara Inyiak Balang (Episode 14-3): Matoari Tabik Sanjo0
- Asmara Inyiak Balang (Episode 14-2): Matoari Tabik Sanjo0
- Asmara Inyiak Balang (Episode 14-1): Matoari Tabik Sanjo0
Hari Sabtu tanggal 28 Juni 2003, setelah shalat subuh dan safar,
kami berlima (istri dan 3 anak) jam 04:30 berangkat menuju
Selanjutnya
kami bergerak menuju perbatasan
Perjalanan di pagi segar, matahari berada dibelakang, mata tidak
silau, membuat pemandangan di
Selanjutnya kami sampai ke border Saudi Urusan paspor dan kendaraan cukup lancar.
Petugas cukup ramah karena mungkin tahu kami dari
Agak kelewatan kelihatannya bagaimana sebuah video kamera nongkrong di tripot pas di atas perseneling. Tongkrongan kamera ini agak mencolok. Tapi dengan posisi kamera yang stabil ini menghasilkan kualitas gambar yang baik karena tidak goyang dan supir dengan mudah pegang sticknya, membidik objek yang menarik kekiri-kekanan. Mulai dari rumah kamera sudah menshoot objek yang dianggap penting dan menarik. Berhubung memori ini sudah lemah, tua dan banyak uban lagi, sehingga kejadian-kejadian ini perlu direkam, manatahu suatu saat nanti rindu akan negeri-negeri yang dilalui ini, rekaman ini dapat diputar ulang untuk sekedar bernostalgia.
Sejak kejadian pemboman di
Jalan menuju
Kemarahan orang Turki pun bankit. Turki memerintahkan Muhammad Ali,
raja muda mereka di Mesir untuk bergerak ke
Laksana pasir diterpa angin, kekaisaran Wahabi dan Saud yang
Agungpun lenyap.
Ketika muazin menyeruh azan shalat subuh pada bulan November 1880,
dari Abdur Rahman dan istrinya Sarah lahirlah seorang keturunan Saud yang Agung
di istana
Ibnu Saud tumbuh cepat menjadi anak yang semampai, tinggi dan
bertulang keras, berotot keras, muka cekung mata tajam, hidung bak paruh elang,
berkharisma dan berwibawa, penuh tenaga dengan watak yang bisa menyala seperti
kilat dan bisa padam secepat datangnya. Akhirnya berkat kerja keras bersama
ayahnya, jatuh bangun, sampai-sampai
mereka terbuang melarikan diri ke Kuwait, Bahrain dan Qatar cukup lama, karena
derita tekanan dari Rashid kepala suku
kuat waktu itu. Namun akhirnya mereka kembali dan berhasil menaklukan jazirah
Arab berkat bantuan asing (Inggris cs). Sampai saat ini jazirah ini di kuasai
oleh turunannya.(*) [(*)di kutip dari buku: Jejak sang Penguasa, Riwayat Hidup
Ibnu Saud pendiri kerajaan Arab-Saudi].
Dalam perjalanan dari
Perjalanan selanjutnya, seperti yang kami perkirakan, jalannya
besar, mulus dan cukup ramai. Kadang-kadang masuk jalan dualcarriage,
kadang-kadangs satu jalur. Namun karena
sudah malam pemandangan alam tidak dapat dinikmati, lagipula harus konsentrasi
dengan jalan yang gelap. Musuh paling besar adalah ngantuk, terkadang kepala
terangguk-angguk sambil nyetir, cukup beresiko memang, tapi ini harus ditancap
terus supaya segera sampai di Ta’if.
Rupanya badan memang sudah tua, terasa letih sekali menjelang Ta’if,
mata sudah berat untuk dibuka, redup bak redupnya lampu 3 watt. Akhirnya berkat
izinNya kami sampai di Ta’if jam 11:30 malam. Masuk hotel sederhana, lansung istirahat, pulas semua. Tidak tahu
lagi, mungkin terjadi kur dengkur yang merdu malam itu. Tapi tidur pulas tak
lama sebab kami dibangunkan oleh azan Subuh dari mesjid sebelah hotel yang
menaranya persis disebelah jendela kamar, sehingga kami tergelenjang bangun
karena kerasnya suara azan.
Taif
adalah sebuah
Ta’if juga disebut dalam sejarah Islam ketika Nabi Muhammad SAW
diboikot, diusir, dihina, dan disakiti oleh kaum Qurais Mekah. Peristiwa ini
terjadi 2 tahun sebelum Hijrah. Nabi SAW pergi ke Ta’if dengan harapan mereka
membantunya. Tapi yang diterimanya adalah perlakuan yang tidak kalah buruknya
dengan perlakuan kaum Qurais Mekah.
Bagi dinasti Abbasyiah, kota Ta’if merupakan kota bersejarah karena
disini terdapat kuburan Abdullah bin Abbas, yang dipandang sebagai Bapak Ilmu
Tafsir, sebagai salah seorang nenek moyang keluarga Dinasti Abbasyiah, dan
sebagai tokoh panutan bagi masyarakat Ta’if . Selain itu juga permaisuri
khalifa Harun Al Rasyid berasal dari Ta’if. (*) [(*) dikutip dari Enseklopedi
Islam].
Bagi kita yang akan naik haji dan umrah lewat darat dari
Siang, sehabis Dhuhur tanggal 29 Juni, kami
meninggalkan hotel menuju tempat miqat di Qurnul Manazil. Setelah mandi, ganti
pakaian dengan pakaian ihram, shalat sunat,
kamipun bergerak perlahan menunju Mekah Al Mukaramah sambil melantunkan
kalimat talbiyah bersama. Jalan menuju Mekah lebar dan mulus, kelihatannya
jalan ini adalah jalan baru, highway, memotong bukit-bukit. Dulu waktu naik
haji dengan bus tahun 2001, rasanya tidak melalui jalan ini, tapi melalui jalan
agak kecil dan di kiri-kanannya bisa menyaksikan bukit-bukit batu cadas dari
dekat yang irisan batunya sangat unik.
Sewaktu masuk
Setelah Tawaf dan Sa’i sekeluarga, langsung kepala ini dan kepala
Ali di botak, tahalul. Cuma dua hari di Mekah, sehingga setiap saat benar-benar
dimanfaatkan untuk ibadah. Karena hotel berada dihalaman Masjidil Haram,
sehingga cukup memudahkan terutama buat anak-anak.
Setelah 2 hari di Mekah kami menuju Madinah jam 12 siang, 1 July .
Jarak Mekah-Madinah 501 km. Jalan mulus,
highway dua jalur pergi, 2 jalur pulang. Selama dalam perjalanan kami melewati
Sampai di Medina Al-Mukaramah menjelang magrib. Setelah dapat hotel
sederhana, lalu ke mesjid Nabawi untuk magrib. Karena cuma semalam, waktu
benar-benar digunakan untuk ibadah di Masjid Nabawi. [mengenai cerita tentang
sejarah Masjid Nabawi ini sudah pernah kami tulis dulu secara lengkap dan
rinci].
Madinah saat ini sudah sangat jauh dengan Medinah pada waktu pertama
kali kami Umrah tahun 1999. Hotel-hotel murah, tokoh emas, restoran murah
meriah, penjual Swarmah yang dulunya hampir mendominasi keliling mesjid, yang
merupakan keunikan dan memberikan suasana yang berkesan dihati, sekarang sudah
rata dengan tanah. Satu persatu berdiri hotel baru yang harga permalamnya cukup
mahal bagi umat yang berpenghasilan sedang-sedangan. Mungkin ini dalam rangka peremajaan
lingkungan mesjid yang anggun dan cantik ini.
Setelah subuh di mesjid, sarapan,
jam 09:00 tanggal 2 Juli kami berangkat menuju perbatasan Yordan,
Ma’an, yang berjarak 762 km dan melewati
kota-kota, diantaranya Khaybar, Al-Ula,
Tayma, Tabuk dan Al-Bir.
Selama perjalanan, pemandangan gurun pasir masih tetap mendominasi,
tapi sekali-sekali ada juga melewati kebun-kebun korma. Disamping gurun dan
kebun-kebun, bukit-bukit disini warnanya agak kemerah-merahan. Jalan cuma satu
jalur agak sempit sehingga harus hati-hati jika berpapasan. Jalan satu jalur
ini cukup panjang, sehingga membatasi kecepatan mobil. Tengah hari kami
istirahat disebuah restoran kecil, pesan nasi kebuli. Sebagaimana di tanah Arab
umumnya, kalau makan dengan keluarga harus di ruang khusus. Disini ruangan
khususnya dibelakang restoran, seperti ruang tahanan, berjeruji. Makanan yang
disajikan enak dan fresh. Setelah makan,
kendorin otot, shalat, perjalanan
dilanjutkan menuju
Kemudian selanjutnya menuju Tabuk. Perjalanan menuju Tabuk ini
serasa mengarungi
Tabuk
terkenal dulu dengan expedisi Tabuk yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW,
dimana tujuan expedisi ini untuk menyambut kedatangan pasukan Rumawi yang akan
menyerbu masuk. Nabi SAW bersama pasukan terkenal dengan sebutan pasukan Usra
(disebut demikian karena kesukaran yang dialami sejak mulai dibangunnya pasukan
ini), berkekuatan tiga puluh ribu pasukan muslim, memimpin sendiri pasukan ini
melewati daerah yang belum pernah dilalui. Menyonsong badai pasir, ada yang
mati tertimbun pasir, mengarungi lautan tandus
Berita pasukan besar yang dipimpin Nabi SAW yang mulai bergerak ke
Tabuk untuk menyonsong pasukan Rumawi ini terdengar oleh pihak lawan. Setelah
sampai di Tabuk, rupanya pihak Rumawi memilih mundur. Namun Nabi SAW tidak pula
ingin pulang dengan sia-sia. Pasukan ini mulai menaklukan daerah sekitarnya.
Khalid bin Walid diutus menaklukan Duma yang waktu itu merupakan sekutu Rumawi
sebelumnya. Dengan mudah Duma (220 km dari Damsyik kejurusan Medinah)
ditaklukkan dan Khalid membawa dua ribu ekor unta, delapan ratus kambing,
ratusan gerobak gandum, dan ratusan pakaian besi. Semua diangkut ke Medinah
menyusul Rasulullah, yang cukup memberi hiburan kepada pasukan dan penduduk
Medinah(*)
[(*) - dikutip
dari buku “Riwayat Nabi Muhammad SAW”.- Haekal.]
Allahhummasaliallah Muhammad wa ala ali wa’asbihi wa salim (Ya Allah
besarkanlah olehMu akan Muhammad, akan keluarganya dan akan para sahabatnya dan
berilah kesejehteraan kepada mereka sekalian). Berbagai perang kecil dan besar
beliau maju kedepan memimpin, Khaybar, Tabuk, Khandak, Hunain, Uhud, dan
Bad’ar. Keteladanan dan keberanian panglima besar pembawa risallah Allah SWT
ini menjadi api keberanian bagi penerusnya Kulafaurasidin dan panglima-panglima
perang yang gagah berani lainnya seperti Khalid bin Walid yang terkenal dengan
julukan Syaifullah (Pedang Allah) sampai kepada sebagian umatnya saat ini.
InsyaAllah api ini masih akan berlangsung sampai akhir zaman, walaupun kadang-kadang
mengalami terang-redup dalam perjalanan waktu.
Melewati gurun, gunung batu dikala petang sungguh pemandangan
mengagumkan. Sambil nyetir, perhatian tak lepas mengamati keunikan alam ini.
Sungguh ciptaan Allah Maha Indah, Subhanallah. Menikmati km demi km, membuat
mata tidak lelah, badanpun serasa segar kembali, kadang-kadang tunggangan kami
lambatkan untuk menikmati alam ini dan video camera dihidupkan, sungguh sangat
rugi kalau dilewatkan begitu saja.
Terbayang dalam pikiran, bagaimana expedisi Tabuk ini dilakukan oleh
Rasullullah Muhammad SAW dan pasukannya dulu. Betapa sulit dan ganasnya
Dalam perjalanan banyak kami temui orang cuti pulang kampung ke Yordan dengan mobil sedan, landcruiser
yang di atas kapnya penuh dengan tumpukan barang-barang cukup tinggi, ada
sepeda, kulkas, ada yang tumpukan barang-barangnya melebihi tinggi mobilnya dan
ini melaju dengan kecepatan tinggi. Edan ! kami pikir, nekad betul orang-orang
ini, ini orang cuti atau pindah rumah.
Selanjutnya kami sampai disimpang jalan yang sign boardnya menunjuk keberbagai
arah tujuan, ada yang menuju
Pas Magrib kami sampai di luar
Bersambung……
