- Kutitipkan Sepotong Cinta Di Hatimu
- Akankah Genos Menjadi Layanan Jasa Tepi Jalan
- Diduga Tidak Berfungsinya Autothrottle Penyebab jatunya Sriwijaya SJ 182
- Sidang Tertutup Penentuan Kehalalan Vaksin Sinovac Dimulai Hari Ini Oleh MUI
- Prof Muzakir: Dalam Hal Apa HRS Menyebabkan Kedaruratan Kesehatan
- Waketum MUI: Untuk Apa PTPN Ambil Tanah HRS Kalau Tak Digunakan?
- Cara Abadikan Cahaya Malam Hari, Begini Caranya
- Pembangkit listrik luar angkasa, bagaimana cara kerjanya?
- Janji Malaysia Atas Unggahan Video Lagu Indonesia Raya Yang Menghina NKRI
- Ilmuan NASA Sukses Melakukan Demonstrasi Teleportasi Kuantuan Jarak Jauh
TRANS-TURKI: Sang Pengembara
Pengantar: Cerita perjalanan S. Tampo, putra Minang di Jazirah Arab Menapaktilasi kejayaan Islam

Abu Abdullah Muhammad bin Abdullah bin
Muhammad Al-Lawati At-Tunji adalah nama lengkap Ibnu Batutah, seorang
pengembara besar muslim, punya karya besar
berupa catatan perjalanan petualangannya. Beliau hidup pada abad ke-14
M, dalam usia 20 tahun sudah mengembara keseluruh jazirah Arab, Afrika, Asia
kecil, Afghanistan, Konstatinopel, India, tanah Melayu termasuk Aceh, Cina dan
berakhir di Fes sampai akhir hayatnya.
Abad pertengahan adalah abad2 kejayaan
umat Islam, dimana banyak pengembara tanpa mempedulikan masa depan,
meninggalkan keluarga tercinta, kampung halaman, demi satu cita-cita dan tekad yaitu menyebar agama Islam keseluruh
pelosok dunia. Apa yang mendorong mereka
melakukan ini, tak lain karena iman yang sangat kuat, haqul yakin akan jaminan
Allah SWT seperti firmanNya dalam surat
Muhammad (47:7).
Baca Lainnya :
- Methane, Si Green Gold Penggerak Kehidupan di Bumi0
- Kolaborasi Senior dengan Milenial Sukses, Mahyeldi-Audy Resmi Menjadi Cagub dan Cawagub Sumbar0
- Mak-mak Akan Dapat Bantuan Kredit Tanpa Bunga Rp. 2 Juta per Debitur0
- Wow Mantul, Pemerintah Memperpanjang dan Memperluas Penerima Insentif Listrik0
- Apakah Anda Karyawan Penerima Bantuan Tunai Rp. 600.000,- Begini Cara Mengetahuinya0
“ Hai orang2 yang beriman,
jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu”.
Timbul dalam pikiran, seandainyalah
tidak ada para pengembara, para pembuka2 jalan, para pathfinder2 ini, rasanya
kita2 di Indonesia ini masih beragama Hindu sampai saat ini.
Ada dua keinginan yang terpendam dalam
hati sewaktu mulai bekerja di Qatar, dan rasanya ini juga cita2 hampir semua
teman2 disini. Pertama, naik haji dan umrah. Kedua, melihat-lihat negeri2 di
jazirah Arab dan tetangganya. Alhamdulillah keinginan pertama berkat izin dan
kemudahan yang diberikanNya sudah terlaksana. Keinginan kedua, setelah lebih
dari 4 tahun baru dikabulkanNya, Alhamdulillah.
Dua keinginan tersebut sebenarnya
dianjurkan oleh Allah SWT. Haji dan Umrah, sudah jelas perintahNya dalam
Al-Qur’an. Berjalan-jalan melihat bumi Allah ini juga tercantum dan dianjurkan
oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an seperti beberapa ayat berikut ini:
19. Dan Allah menjadikan
bumi untukmu sebagai hamparan. 20. Supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas
di bumi itu
(Nuh: 71:19-20).
21. Dan apakah mereka tidak
mengadakan perjalanan di muka bumi ini, lalu memperhatikan betapa kesudahan
orang-orang yang sebelum mereka. Mereka itu adalah hebat kekuatannya daripada
mereka dan (lebih banyak) bekas-bekas mereka dimuka bumi, maka Allah mengazab
mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan mereka tidak mempunyai seorang
pelindung dari azab Allah.
(Al Mu’min: 40: 21)
15. Dialah Yang menjadikan
bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah
sebahagian dari rezekiNya. Dan hanya kepadaNyalah kamu (kembali setelah)
dibangkitkan. (Al Mulk: 67:15)
Sehingga perjalanan yang diniatkan ini
didasarkan atas:
1. Sejalan dengan perintah Allah SWT yang
sepatutnya diikuti sebatas kesanggupan (Umrah dan melihat jejak kebesaran Allah
di bumi ini).
2. Menambah wawasan, melihat peradaban tua
manusia mulai dari tanah Arab, zaman batu (Petra), Romawi kuno (Byzantium) dan
abad keemasan Islam dan sekali gus melihat runtuhnya kejayaan mereka.
3. Melihat keindahan alam dibelahan lain
bumi Allah ini.
4. Melihat keindahan dan keunikan budaya,
keindahan wajah2 dan karakter penduduk setempat, serta adat-adat istiadat setempat yang
dilalui.
5. Melihat kemajuan dan kemunduran
perekonomian negeri orang.
6. Membawa anak-anak berlibur panjang,
rekreasi, dan belajar mengamati hal-hal diatas tsb.
Dari maksud diatas diharapkan diri yang
papah dan lemah ini dapat berkaca. Setelah melihat jejak2 kebesaran Allah SWT
dibumi baik keindahan alam ciptanNya maupun
karya2 manusia ciptakanNya, mudah2an dapat menambah keimanan.
Tujuan utama perjalanan ini adalah
Turki. Untuk mencapainya harus melewati beberapa negara, Saudi Arabia, Yordania dan Syria yang note
bene merupakan negeri2 yang hampir sama tuanya dengan Turki.
Dari majalah2, brosur pariwisata serta
buku2 sejarah, Turki merupakan negeri indah dan pernah menjadi negara Islam
terbesar dan menjadi negara adi kuasa pada abad ke 13 menguasai dunia lebih
kurang 7 abad lamanya pada zaman kerajaan Ottoman. Turki merupakan negara yang
mempunyai peradaban dan kebudayaan tinggi, pernah mencapai abad keemasan
peradaban (golden age) pada masa itu. Bagaimana keadaannya sekarang, seberapa
tinggikah kebudayaan dan peradabannya pada waktu itu, apakah masih relevant
dikatakan tinggi sampai saat ini ?. Apa sesuai dengan apa yang dikatakan
buku-buku tersebut?. Namun yang pasti tentu ada tertinggal jejak2
peninggalannya di kota2 yang akan dilewati nanti. Begitu juga dengan keindahan
alamnya yang merupakan merupakan pemasok devisa utama negara ini. Seberapa
indah dan klasiknya negeri ini dibandingkan dengan photo2 di brosur2. Jangan2
photo2 tersebut dibantu oleh trik2 kamera. Dan seberapa jauh indahnya kalau
dibanding dengan Indonesia. Kalau sekedar membaca buku sejarah dan melihat photo2, rasanya kurang sreg untuk
dinilai dengan seksama bagaimana negeri ini sesungguhnya, dan tentu kesan yang
ditinggalkan juga kurang dalam.
Mungkin karena punya niat yang sama
dulunya, kami bertiga (Mohd Ilyasak dan Zainul Rahman) secara tidak sengaja
memiliki kendaraan yang sama yang cukup pas untuk berpergian jauh. Kami sama2
punya 2-3 anak yang hampir sama besar, dan sudah kenal sejak sama2 jadi
mahasiswa TK-ITB dulu, jadi rasanya klop betul rencana perjalanan ini.
Awal-awal rencana berjalan dengan mulus, namun tiba2 M.Ilyasak terbentur dengan urusan
memperpanjang Resident Permit yang memakan waktu dan akan menyebabkan bisa
diundurnya perjalanan, sedang waktu cuti masing2 sudah diatur pas dan tidak
bisa dirubah. Akhirnya M.Ilyasak dengan berat hati mengundurkan diri dan
melepas kami dengan doa.
Perjalanan yang memakan waktu hampir
sebulan ini dimulai pada tanggal 28 Juni 2003 jam 5 pagi dan kembali dirumah
tanggal 23 July jam 2 subuh dan Alhamdulillah berkat lindunganNya, kami semua beserta istri dan anak2 selamat
dan sehat walaafiat pulang pergi. Dari speedometer penulis, awal keberangkatan
menunjuk angka 8,290 km dan sampai dirumah menunjukan 18,162 km, total jalan
yang dilalui sekitar 10 ribu km yang dimulai dari Al-Khor,
Riyad-Taif-Mekah-Medinah-Khaybar-Tabuk-Yordan (Petra-Amman-Dead Sea) –Sirya
(Damascus-Homs-Hama-Allepo)- Turki
(Iskenderun-Osmaniye-Adana-Ankara-Bolu-Instanbul) dan kembali melalui jalur
berbeda dari Istanbul melalui
Bursa-Kutahya-Antalia-Anamur-Mersin-Adana-Iskenderun-Syria dan Yordan. Dari
Yordan menuju Qatar melewati Damman. Total km ini termasuk tour2 dalam kota.
Mudah2an cerita perjalanan ini dapat
disajikan sebaik mungkin, sebab sebelum berangkat kami sudah siapkan
perlengkapan yang dibutuhkan untuk itu, seperti video kamera, buku catatan, dan
tape recorder kecil, sehingga setiap kejadian kami rekam (mulai dari jumlah
bensin yang diisi, jarak antar kota dan jam2 sampai di kota tertentu di ke tiga
media tsb, sehingga informasi yang akan disajikan mudah2an cukup baik dan
ditambah lagi brosur2, road map dan city map yang didapatkan dipusat informasi
turis sehingga sangat membantu untuk memperkaya informasi. Begitu juga partner
perjalanan Zainul Rahman juga melakukan hal yang sama sehingga informasi yang
direkam dapat saling melengkapi.
Maksud dari penulisan ini tentulah
untuk mengenang kembali perjalanan yang boleh dikatakan unforgetable adventure
lintas benua (Istanbul di daratan Eropah) yang rasanya sangat berharga
dikewatkan begitu saja kalau tidak ditulis. Dan tentu ingin berbagi pengalaman serta melengkapi
pengalaman perjalanan yang pernah dilakukan oleh kawan2 yang duluan menjelajah
sampai ke Turki dulu.
Kalau Ibnu Batutah adalah pengembara
sejati, the real great pathfinder, sungguh apa yang kami lakukan ini sangat
jauh dari yang apa beliau lakukan, hanya
sekedar menunggang Nissan Pathfinder untuk melihat-lihat jejak2 para great
pathfinder dulu.
Bersambung……
