- Kutitipkan Sepotong Cinta Di Hatimu
- Akankah Genos Menjadi Layanan Jasa Tepi Jalan
- Diduga Tidak Berfungsinya Autothrottle Penyebab jatunya Sriwijaya SJ 182
- Sidang Tertutup Penentuan Kehalalan Vaksin Sinovac Dimulai Hari Ini Oleh MUI
- Prof Muzakir: Dalam Hal Apa HRS Menyebabkan Kedaruratan Kesehatan
- Waketum MUI: Untuk Apa PTPN Ambil Tanah HRS Kalau Tak Digunakan?
- Cara Abadikan Cahaya Malam Hari, Begini Caranya
- Pembangkit listrik luar angkasa, bagaimana cara kerjanya?
- Janji Malaysia Atas Unggahan Video Lagu Indonesia Raya Yang Menghina NKRI
- Ilmuan NASA Sukses Melakukan Demonstrasi Teleportasi Kuantuan Jarak Jauh
Kekuatan Silaturahim Menentukan Keberhasilan Penjualan Buku
*Penulis: DR. Aqua Dwipayana*
"Selama ini banyak orang produktif menulis buku
tapi ngga bisa menjualnya. Padahal setiap penulis pasti ingin buku karyanya
banyak laku bahkan sampai best seller. Terkait dengan itu yang perlu jadi
perhatian adalah pemasaran bukunya sehingga semakin banyak yang membaca dan
hasil penjualannya dapat digunakan untuk berbagai kegiatan," ungkap saya
Jumat tadi malam (12/6/2020) kepada salah seorang dosen Jurusan Ilmu Komunikasi
Fisip Universitas Muhammadiyah Malang Dr Frida Kusumastuti.
Baca Lainnya :
- Jelang Beroperasi Kembali, Puri Indah Mall Pasang Face Recognition di Pintu Masuk0
- Bermodal 50 Juta Rupiah, Begini Caranya Menjadi Sub Penyalur BBM Resmi Pertamina!0
- Tolak Jutaan Dolar di Usia 23 Tahun, Pria Jepang Kini Jadi Miliarder0
- SALING BERWASIAT DENGAN ADE ARMANDO 0
- Masuki New Normal, Anda Butuh Alat Ini 0
Diskusi buku ini berawal dari WA Frida yang
menginfokan tentang buku baru berjudul KOMUNIKASI EMPATI DALAM PANDEMI COVID-19
yang diterbitkan Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (Aspikom) Korwil
Jawa Timur. Buku setebal 338 halaman itu yang ditulis 31 dosen Ilmu Komunikasi
dijual Rp 60 ribu per eks di luar ongkos kirim.
Hebatnya buku pertama dari rencana menerbitkan tiga
buku itu, baru diluncurkan sudah terjual sebanyak 305 eks. Prestasi yang luar
biasa. Saya pesan lima eks buat dibaca dan dibagi-bagikan termasuk untuk si
bungsu Ero, panggilan akrab Savero Karamiveta Dwipayana yang kuliah semester 6
di Jurusan dan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung.
Untuk dua buku lainnya saya sudah pesan masing-masing
lima eks. Khawatir kehabisan meski menurut Frida terbitnya Agustus 2020
mendatang.
Buku kedua kata Frida isinya lebih keren. Karena juga
berisi pengalaman kampanye Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) membantu
pemerintah saat pandemi Covid-19 ini.
"Untuk penulisan buku kedua yang mendaftar
sebagai penulis sebanyak 41 orang. Tapi sepertinya saat deadline tidak semua
menyerahkan tulisannya. Buku ketiga ada 17 penulis. Mereka dosen di UMM, UNS,
UNDIP, UGM, UNPAD, LSPR, UNISBA, Al Azhar, BINUS, LANGLANG Buana, dan
Tel-U," terang Frida.
Ke-31 Penulis Punya Pasar di "Depan Mata"
Terkait dengan pemasaran buku, teman sekelas saat saya
kuliah S1 di Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Muhammadiyah Malang itu,
mengatakan terasa perlunya jaringan. Contohnya buku KOMUNIKASI EMPATI DALAM
PANDEMI COVID-19. Baru diterbitkan sudah terjual 305 eks.
Jika ke-31 penulis bersama-sama memasarkan buku itu
pasti terjualnya bisa lebih banyak dan cepat. Mereka punya pasar di "depan
mata" yakni kalangan kampus: mahasiswa, dosen, dan para pegawai. Belum
lagi pasar yang lain di luar kampus.
Kalau setiap penulis mampu menjual rata-rata 100 eks,
dikalikan dengan 31 orang maka totalnya adalah 3.100 eks. Jumlah yang lumayan
banyak. Biasanya sekali mencetak buku antara 3.500 eks sampai 5.000 eks.
Kekuatan silaturahim sangat terasa dan menentukan
sekali pada keberhasilan penjualan buku. Saya sudah membuktikan itu terhadap
buku super best seller The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin
Komunikasi. Sampai sekarang sudah tujuh kali cetak sebanyak 140 ribu eks.
Agar Best Seller Selalulah Menjaga, Memelihara,
Mengembangkan, dan Meningkatkan Silaturahim Tanpa Pamrih
Buku yang dikerjakan tidak sampai sebulan itu yang
dieditori dan mendapat bantuan penuh dari wartawan senior Nurcholis MA Basyari,
awalnya ditulis untuk souvenir ketika promosi doktor saya pada Jumat pagi
(15/4/2016) di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung.
Tujuannya untuk memberikan kenang-kenangan kepada ratusan tamu yang hadir, sebagian
di antaranya jenderal TNI dan Polri.
Belakangannya ternyata peminat buku itu banyak sekali.
Hal tersebut tentunya karena kehendak TUHAN Sang Pencipta alam semesta dan
seisinya. Saya sebagai penulisnya secara optimal berusaha memasarkan buku itu
ke banyak orang.
Sebagai penulis ada kebahagiaan tersendiri - tidak
dapat digantikan dengan uang berapapun - jika melihat banyak pembeli dan
pembaca bukunya. Apalagi jika tergerak untuk melaksanakan semua yang ditulis di
buku tersebut.
Hasil penjualan buku itu didedikasikan untuk membiayai
gerakan umroh gratis The Power of Silaturahim (POS) dan berbagi kasih buat
menyantuni yatim piatu, orang-orang kurang mampu, para janda, dan orang jompo.
Sebanyak 124 orang dari berbagai latar belakang dan daerah di seluruh Indonesia
telah diberangkatkan ke Tanah Suci dalam tiga tahun (2017, 2018, dan 2019).
Tahun ini, semula direncanakan 43 orang berangkat umroh pada April 2020. Namun,
rencana itu tertunda lantaran pandemi Covid-19.
Sejak rombongan umroh POS I pada 2017 sampai sekarang
saya sekeluarga memberi amanah kepada Nurcholis untuk menjadi ketuanya. Kami
memutuskan bapak empat anak yang sedang menyelesaikan S2-nya di Jurusan Ilmu
Komunikasi Fisip Universitas Indonesia itu untuk menjadi ketua rombongan umroh
POS seumur hidup.
Terkait dengan pemasaran buku agar best seller maka
selalulah menjaga, memelihara, mengembangkan, dan meningkatkan silaturahim
tanpa pamrih. Konsistenlah melakukannya dengan niat sepenuhnya ibadah,
semata-mata karena TUHAN. Aamiin ya robbal aalamiin...
"Nggak diragukan lagi. Buku yang Aqua tulis pasti
best seller, walau tanpa penerbit mayor. Relasi dan direct selling sudah sangat
Aqua kuasai. Aqua selama ini telah membuktikan semua itu yang merupakan hasil
dari silaturahim dengan penuh keikhlasan selama puluhan tahun," pungkas
Frida yang ingin kembali menulis buku sendiri seperti yang pernah dilakukannya.
>>>Dari Bogor saya ucapkan selamat menulis
buku dan memasarkannya dengan merasakan dahsyatnya silaturahim. Salam hormat
buat keluarga. 05.15 13062020????<<<
